PERCOBAAN MOMEN INERSIA
MOMEN INERSIA
Abstrak: dilaksanakannya
praktikum Momen Inersia ini bertujuan bertujuan agar dapat memahami konsep momen inersia benda, serta dapat menentukan
momen inersia tersebut. Untuk memverifikasinya dilakukan percobaan sebanyak 6
kali dengan menggunakan 6 benda yang berbeda. Benda tersebut yakni bola pejal,
silinder pejal, silinder berongga, piringan 213, piringan 714, dan kerucut
pejal.
kata kunci: momen inersia
PENDAHULUAN
L1 = r1p1
= ω × r1
L1 = m1r1
(ω × r1)
Atau, L1
= m1 r12 ω.................................(1.1)
Dengan cara yang sama untuk m2 dan m3
L2
= m2 r22 ω
L3
= m3 r32 ω
Besarnya momentum sudut total dapat dituliskan
L =
L1 + L2 + L3
L = (m1 r12 ω + m2
r22 ω + m3
r32 ω)
L = Iω...........................................(1.2)
Dengan,
I = m1 r12 ω
+ m2 r22 ω + m3 r32 ω
Yang
dapat dituliskan
Persamaan 1.2 menunjukkan hubungan antara L,I, dan
ω. Hubungan ini mirip dengan hubungan antara momentum linier p,m, dan v pada
gerak translasi p = mv. Jadi besaran I identik dengan massa m pada gerak
translasi dan disebut momen inersia benda tegar.
Untuk suatu sistem N partikel yang membentuk benda
tegar, momen inersianya adalah:
.......................(1.3)
Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang
kontinyu, suatu elemen massa Dmi yang berjarak r1 dari sumbu putar, momen inersia
dapat dituliskan:
Apabila Dmi diambil sangat kecil, momen inersia dapat
dituliskan:
dengan dm adalah elemen massa.
Tabel
1.1 Momen Inersia Benda
No. |
Nama benda |
Letak sumbu |
Momen inersia |
1. |
Silinder pejal |
Pada sumbu silinder |
𝑚𝑅2/2 |
2. |
Silinder pejal |
Pada diameter pusat |
𝑚𝑅2/4 + 𝑚𝐿2/12 |
3. |
Silinder berongga |
Pada sumbu silinder |
𝑚/2 (𝑅12 + 𝑅22) |
4. |
Bola pejal |
Pada diameternya |
2.𝑚𝑅2/5 |
5. |
Bola berongga |
Pada diameternya |
2.𝑚𝑅2/3 |
Apabila sebuah benda di pasangkan pada Alat Momen
Inersia, kemudian diosilasikan, periode osilasinya adalah: .............................(1.4)
Dengan 𝑇 adalah periode osilasi dan 𝐼 adalah momen inersia benda. Momen inersia benda yang terpasang pada alat
momen inersia dapat diketahui dengan persamaan:
...............(1.5)
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar dapat memahami konsep
momen inersia benda, serta dapat menentukan momen inersia tersebut.
METODE
Gambar
1.2 Penyusunan alat percobaan
Dalam praktikum momen inersia ini,
untuk menentukan momen inersianya saya menggunakan 6 macam benda untuk
digunakan. Yaitu: bola pejal, silinder pejal, silinder berongga, piringan 213,
piringan 714, dan kerucut pejal. Masing-masing benda ditimbang, diukur
tingginya serta diameternya. Setelah itu, hubungkan gerbang cahaya dengan alat
pencacah pewaktu AT-01 dengan tegangan
220 V AC kemudian nyalakan. Pilih fungsi CYCLE dengan menakan tombol FUNCTION.
Tekan tombol CH.OVER sebanyak
sepuluh kali untuk membatasi sepuluh getaran yang akan teramati. Kemudian simpangkan
bola tersebut sebesar 180°,
kemudian lepaskan sehingga berosilasi. Catat waktu 10 getaran yang ditunjukkan
alat pencacah pewaktu sebagai 𝑡1. Tekan tombol FUNCTION satu
kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di layar. Lalu ulangi langkah
tersebut sebanyak 10 kali dan catat hasil tersebut. Hitung waktu 10 getaran
rata-rata, kemudian hitung periode getarannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inersia adalah
kecenderungan benda diam atau bergerak untuk mempertahankan gaya angkat yang
stabil. Sebuah benda yang sulit bergerak dikatakan memiliki inersia yang
tinggi. Bumi dalam keadaan rotasi
konstan dan memiliki inersia rotasi. Dengan demikian, konsep momen inersia
adalah ukuran keinginan suatu benda untuk berputar, yang ditentukan oleh bentuk
benda dan dari apa benda itu dibuat. Keinginan suatu benda untuk tetap diam
atau bergerak dalam garis lurus disebut
juga inersia. Sebuah benda bermassa m di dalam
berputar mengelilingi sumbu berjari-jari R. Momen inersia suatu titik pada
suatu benda digambarkan sebagai hasil kali massa benda dengan jaraknya terhadap
sumbu rotasi atau jari-jarinya.
Berikut ini merupakan hasil data pengamatan dari percobaan momen inersia:
Tabel 1.2 Dimensi dan Momen Inersia Benda
No. |
Nama Benda |
Massa (kg) |
Diameter luar (m) |
Diameter dalam
(m) |
Tinggi (m) |
1. |
Bola Pejal |
0,515 |
0,121 |
|
0,121 |
2. |
Silinder Pejal |
0,5165 |
0,8759 |
|
0,155 |
3. |
Silinder Berongga |
0,4975 |
0,7358 |
0,0049 |
0,0675 |
4. |
Piringan 213 |
0,5205 |
0,194 |
|
0,3019 |
5. |
Piringan 714 |
0,5180 |
0,230 |
|
0,2103 |
6. |
Kerucut Pejal |
0,5100 |
0,165 |
|
0,1406 |
Tabel 1.3 Perioda untuk Setiap Benda
Nama Benda |
|
|
|
Waktu 10 getaran (s) |
|
|
|
T (s) |
|||
𝑡1 |
𝑡2 |
𝑡3 |
𝑡4 |
𝑡5 |
𝑡6 |
𝑡7 |
𝑡8 |
𝑡9 |
𝑡10 |
||
Bola Pejal |
8,223 |
8,220 |
8,219 |
8,222 |
8,220 |
8,219 |
8,221 |
8,220 |
11,10 |
8,223 |
0.85087 |
Silinder Pejal |
6,838 |
6,839 |
6,840 |
6,841 |
6,839 |
6,840 |
6,840 |
6,840 |
6,840 |
6,840 |
0.68397 |
Silinder Berongga |
7,276 |
7,276 |
7,277 |
7,276 |
7,275 |
7,276 |
7,275 |
7,277 |
7,274 |
7,276 |
0.72758 |
Piringan 213 |
15,88 |
15,88 |
15,88 |
15,88 |
15,89 |
15,89 |
15,88 |
15,88 |
15,89 |
15,88 |
1,5883 |
Piringan 714 |
13,73 |
13,73 |
13,73 |
13,73 |
13,73 |
13,73 |
13,73 |
13,73 |
13,72 |
13,73 |
1,3729 |
Kerucut Pejal |
9,487 |
9,485 |
9,484 |
9,486 |
9,485 |
9,487 |
9,487 |
9,483 |
9,468 |
9,468 |
0,9482 |
Diketahui: periode diri, T0 = 0,3235 s
Momen inersia diri, I0
= 0,0019 kgm2
Tabel 1.4 Momen Inersia Benda Hasil Percobaan
Nama Benda |
Iteori (kgm2) |
T (s) |
I (kgm2) |
KSR (%) |
Bola pejal |
0,00074 |
0,3542 |
0,00038 |
0,4865% |
Silinder pejal |
0,0495 |
2,8752 |
0,14819 |
1,9937% |
Silinder berongga |
0,0336 |
2,3690 |
0,09999 |
1,9759% |
Piringan 213 |
0,00245 |
0,6411 |
0,00556 |
1,2694% |
Piringan 714 |
0,0034 |
0,7547 |
0,00844 |
1,4824% |
Kerucut pejal |
0,001 |
0,4109 |
0,0012 |
0,2% |
Pada percobaan ini, benda-benda memiliki massa yang
hampir sama tetapi momen inersia benda-benda tersebut tidak sama dikarenakan
setiap benda memiliki rumus inersia yang berbeda-beda. Pada percobaan ini juga
terdapat perbedaan hasil/nilai dari inersia yang dihitung menggunakan teori dan
dengan yang tidak pada masing-masing benda. Pada percobaan ini terlihat jika
perbedaan dari hasil/nilai dari perhitungan Iteori dengan yang tidak hanya
terpaut beberapa angka saja atau bisa disebut kurang sesuai. Hal tersebut dapat
terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kesalahan pengukuran, praktikan
kurang teliti saat menggunakan alat ataupun
pada saat membaca nilai yang ada pada momen inersia.
KESIMPULAN
1. Momen inersia, atau biasa disebut momen kelembaman merupakan besaran yang menunjukkan kecenderungan suatu benda untuk mempertahankan keadaan (kelembaman). Momen inersia juga dapat dianggap sebagai besaran yang menggambarkan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan sudutnya dalam gerak rotasi.
2.
Benda tegar
bergantung pada bentuk benda, massa benda, dan posisi sumbu rotasi.
3.
Rumus untuk
menghitung satu objek dan objek lainnya
juga berbeda.
4. Rumus lain ini
hanya digunakan untuk menentukan momen inersia suatu benda secara matematis.
Nilai momen inersia suatu benda tegar dipengaruhi oleh massa benda, jari-jari
rotasi, dan waktu rotasi.
Komentar
Posting Komentar